Dalam ajaran agama Hindu, Kālá (Devanagari: कल) adalah putera Dewa Siwa. Batara Kala dipercaya sebagai penguasa waktu (kata kalaberasal dari bahasa Sanskerta yang artinya waktu). Dewa Kala sering disimbolkan sebagai rakshasa yang berwajah menyeramkan.
Dalam filsafat Hindu, Kala merupakan simbol bahwa siapa pun tidak dapat melawan hukum karma, kecuali dalam perlindungan Batara Kala tentunya. Apabila sudah waktunya seseorang meninggalkan dunia fana, maka pada saat itu pula Kala akan datang menjemputnya. Jika ada yang bersikeras ingin hidup lama dengan kemauan sendiri, maka ia akan dibinasakan oleh Kala. Maka dari itu, wajah Kala sangat menakutkan, bersifat memaksa semua orang. Namun jika orang diberkati oleh Kala maka dia akan selamat dari semua hukum Karma bahkan tidak akan meninggalkan dunia fana sebelum dia mau. Kālá selain berarti waktu juga berarti hitam. Dalam satuan waktu yang diajarkan Batara Kala, satu kala adalah 144 detik.
Ketika Batara Guru Siwa dan istrinya, Dewi Uma terbang menjelajah dunia dengan mengendarai Lembu Andini, dalam perjalanannya karena terlena maka Batara Guru Siwa melakukan hubungan seks dengan istrinya di atas kendaraan suci Lembu Andini, sehingga Dewi Uma hamil. Ketika pulang dan sampai di kahyangan Batara Guru Siwa kaget dan tersadar atas tindakannya yang tidak sepantasnya. Seketika itu Batara Guru Siwa marah pada dirinya dan Dewi Uma, dia menyumpah-nyumpah bahwa tindakan yang dilakukannya seperti perbuatan Buto (bangsa rakshasa). Karena semua perkataannya mandi Sakti Siddhi Ngucap (cepat menjadi kenyataan) maka seketika itu juga Dewi Uma yang sedang mengandung menjadi raksasa.
Batara Guru kemudian mengusirnya dari kahyangan Jonggringsalaka dan menempati kawasan kahyangan baru yang disebut Gondomayit. Hingga pada akhirnya Dewi Uma yang berubah raksasa itu terkenal dengan sebutan Batari Durga. Setelah itu ia melahirkan anaknya, yang ternyata juga berwujud raksasa dan diberi nama Kala. Namun pada perkembangan selanjutnya Batara Kala justru menjadi suami Batari Durga, karena memang di dunia raksasa tidak mengenal norma-norma perkawinan. Batara Kala dan Batari Durga selalu membuat onar marcapada (bumi) karena ingin membalas dendam pada para dewa pimpinan Batara Guru.
Karena Hyang Guru kwatir kalau kayangan rusak maka Batara Guru mengakui kalau Kala adalah anaknya. Maka diberi nama Batara Kala dan Batara Kala minta makanan, maka Batara Guru memberi makanan tetapi ditentukan yaitu :
- Orang yang mempunyai anak satu yang disebut ontang-anting
- Pandawa lima anak lima laki-laki semua atau anak lima putri semua.
- Kedono kedini, anak dua laki-laki perempuan jadi makanan Betara Kala.
Untuk menghindari jadi mangsa Batara Kala harus diadakan upacara ruwatan. Semenjak itu dipercaya setiap manusia lahir yang mempunyai ciri tertentu akan sial karena pengaruh Batara Kala. Untuk itu supaya aman dan beruntung para Leluhur Nusantara percaya harus memakai Batara Kala. Oleh karena itu Batara Kala merupakan Dewa Wajib yang dipakai oleh Kerajaan Majapahit terbukti kerajaan tersebut menjadi besar ketika memakai memuja Batara Kala, namun rakyat kecil ditakut-takutin agar tidak tau Rahasia dari Batara Kala ini, dimana agar keluarga kerajaan selalu di atas. Bahkan sampai sekarang Pusaka yang terdapat manifestasi Batara Kala menjadi pegangan wajib para keluarga turunan Raja Nusantara
Pusaka Tombak Makuro Batara Kala Rahu Senjata Gaib hasil Ritual Gaib lalu dapat (Temuan) diduga peninggalan Majapahit. Senjata tidak berkarat terbuat dari berbagai macam logam campuran dari langit sehingga tidak berkarat. Saya mendapatkan 2 namun yang satu lagi patah saat ditarik paksa, hal ini mengajarkan saya sebaiknya tidak perlu mengambil paksa bila belum waktunya.
Bisa dilihat pada foto pusaka yg satu lagi ketika patah terdapat emas pada campuran logam. Pusaka yg patah saya berikan sebagai bonus jika berminat.
Khasiat multifungsi namun yang paling utama menghilangkan segala jenis karma buruk dan tidak bisa terkena karma buruk. Hanya karma baik yang berbuah.
Magick:
- Menangkal kesialan
- Membuat mahkluk halus sekitar menurut kepada anda sehingga membawa kebaikan, bahkan mahkluk halus yang jahat menjadi baik membantu kesuksesan diri.
- Jadi merubah kesialan menjadi keberuntungan.
- Pengendalian waktu sehingga semua waktu menjadi keberuntungan: tidak ada hari sial, jam sial, tanggal sial, tahun sial, dll semua waktu adalah keberuntungan bagi yang menyimpan pusaka Batara Kala ini.
- Semua hal negatif berubah menjadi keberuntungan
- Merubah kondisi buruk menjadi baik
- Peruntungan jelek menjadi baik
- Penolak beragam santet teluh dan tenung
- Pengobatan penyakit gaib dimana penyakit yang disebabkan karena hal gaib seperti santet, guna-guna, teluh.
- Ruwat sengkolo
- Melindungi dari orang yang menusuk dari belakang
- Penakluk dendam iri hati dan kesombongan lainnya dan menjadi welas asih
- Pagar goib rumah gedung dan sebuah tempat.
- Orang yang berniat jahat pada anda akan mengalami kesialan
- Terhindar dari Karma Buruk
- Hanya Karma Baik yang berbuah
- Orang yang berniat jahat dan menjahati anda justru akan mengalami kesialan
- Menjaga penggunanya dari gangguan Mahkluk Jahat dan iseng,
- Untuk mereka yang berada dalam kondisi bintang gelap (banyak kesialan dan ketidak beruntungan, rezeki seret), maka Batara Kala dapat membantu agar keberuntungan masih bisa masuk dan melindungi dari energi negatif dan pengaruh jelek di sekeliling
- Air rendaman pusaka bisa dipakai menjadi air suci pengusir mahkluk halus ditempat angker
- Air rendaman pusaka bisa dipakai menjadi air suci untuk meruwat manusia yang sial karena orang lain ataupun sial sejak lahir
- Pengusiran mahluk halus yang mengganggu sebuah tempat
Post a Comment