Amurva Bhumi dikenal sebagai Dewa Tanah kakek Penguasa Berkah dan Kebajikan digambarkan sebagai seorang lelaki tua dengan jenggot putih yang panjang, mengenakan topi hitam atau keemasan dan jubah merah atau kuning, yang menegaskan kedudukannya sebagai seorang birokrat.
Ia membawa tongkat kayu di tangan kanannya dan batang logam berwarna emas di tangan kirinya. Tael Logam Emas inilah yang didapatkan dari Amurva Bhumi secara gaib yang tadinya saya pikir adalah EMAS, ternyata kuningan sari sebagai portal penghubung kepada para Amurva Bhumi dimanapun anda berada selama menyentuh tanah pasti akan dibantu oleh Amurva Bhumi.
Tael dari Amurva Bhumi ini cuma ada 1 dan cukup sulit untuk mendapatkan dulu ada 9 yang lainnya sudah dimaharkan oleh para pengusaha yang punya toko di Jakarta dan Bali rata-rata mereka memahar karena mendapat petunjuk dari Amurva Bhumi sehingga awalnya saya kaget kenapa mereka bisa tau saya memegang Tael Amurva Bhumi??? Selain Tael saya mendapatkan banyak Uang Logam Kuno dan Lionting Giok Love dan berbagai simbol lain yang saya maharkan seikhlasnya.
Pada masa kuno, jika salah satu penduduk suatu desa berhasil lulus ujian negara dan menjadi gubernur suatu wilayah, patung Amurva Bhumi desa tersebut akan dikenakan topi serta jubah gubernur. Pada masa sekarang, Amurva Bhumi dipuja sebagai dewa kekayaan dan rezeki.
Para pedagang dan pebisnis akan berdoa kepadanya untuk memberkati pekerjaan mereka. Dia juga mengusir roh-roh jahat, sehingga masyarakat menempatkan altarnya di rumah Seperti Dewa penguasa tanah lainnya,
Amurva Bhumi mempunyai masa jabatan yang terbatas. Jabatan Amurva Bhumi biasanya diduduki oleh orang-orang yang selama hidupnya banyak berbuat kebaikan dan berjasa bagi masyarakat. Setelah meninggal tokoh pujaan rakyat itu lalu diangkat sebagai Amurva Bhumi. Sebab itu tiap tempat mempunyai Amurva Bhumi tersendiri.
Pada masa kuno, hanya para pejabat pemerintah yang diperbolehkan untuk membangun kuil pemujaan kepada tatanan para dewata. Masyarakat awam tidak diperbolehkan untuk berdoa di sana. Namun, masyarakat menemukan cara untuk bersembahyang kepada Amurva Bhumi; masyarakat yang kebanyakan merupakan petani atau penggarap sawah yang miskin itu membuat papan dari tanah liat kemudian meletakkan di tanah sebagai media untuk berdoa. Itulah sebabnya altar untuk Amurva Bhumi diletakkan di atas tanah.
Pmujaan terhadap Dewa Bumi untuk kekayaan (Pesugihan) ini sangat luas sekali wilayahnya. Di seluruh negeri, dapat dikatakan Kuil Amurva Bhumi yang paling banyak jumlahnya, dari yang berukuran besar hingga teramat kecil.
Dalam masyarakat Tionghoa Cina Amurva Bhumi menjadi Dewa yang dipuja sebagai syarat untuk menjadi kaya raya, Amurva Bhumi dipuja setiap tanggal 1 dan 16 Imlek tiap bulan. Sembahyang ini disebut "zuoya" atau "ya-fu" dengan tujuan untuk memohon perlindungan dan rejeki dari sang Dewa. Upacara sembahyang pada tanggal 2 bulan 1 Imlek disebut "tou-ya" (Thou-ge - Hokkian), tanggal 2 bulan 2 Imlik disebut sembahyang "ya-li" untuk merayakan hari ulang tahun Tu Di, dan tanggal 16 bulan 12 Imlek disebut "wei-ya" (atau penutup).
Dipercaya dengan Tael Amurva Bhumi akan membantu dalam hal:
* Kemakmuran datang dari sepuluh ribu arah dan bisnis datang dari ribuan mil
* Kuasa untuk mengumpulkan kemakmuran
* Kerejekian
* Money Magnet
* Pesugihan Putih sehingga aman tanpa tumbal
NB:
* Syarat etnis Chinesee untuk mencapai kekayaan harus ada portal Amurva Bhumi
* Bebas dipakai oleh orang yang beragama apapun karena Amurva Bhumi bukan milik agama tertentu
Khusus untuk Tael ini didapatkan dari Ritual kepada Amurva Bumi di Kuningan Karet yang bernama Teng Sin agar tidak terlalu kentara maka tempat dia di namakan Vihara Amurva Bumi Ho Tek Tjeng Sin padahal Ho Tek Tjeng Sin sendiri berada di Daratan Tiongkok.
Post a Comment